80% produk gula gula getah dan jeli telah disahkan adalah dari kulit babi jika tiada logo halal jakim. Industri gula gula getah dan jelisememangnya dimonopoli oleh kaum cina.
Jadi pada mereka yang masih mahu makan gula gula getah atau jeli, pastikan ada logo halal Jakim. Kerana kajian sudah mengesahkan 80% gula gula getah dan jeli majoriti yang tiada logo halal Jakim adalah dari kulit babi.
Aku pasti ramai antara kita tak tahu tentang ini, kerana dulu kita tidak merasakan bahawa peniaga dan usahawan cina ini akan berbuat demikian. Tetapi ini lah realiti dan fakta. Yang mana masih pertahankan, mungkin sudah biasa menelan dan kunyah kulit babi. Sebab itu tidak percaya walau kita sudah maklumkan.
Subhanallah ! Jejaka Yahudi Ini Mengislamkan Jutaan Orang | Jad adalah seorang jejaka keturunan Yahudi. Di pertengahan hidupnya, ia memeluk agama Islam. Setelah bersyahadat, ia mengubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur’ani.
Jad pun memutuskan hidupnya untuk berkhidmat dalam dakwah Islamiyah. Dia berdakwah ke negara-negara Afrika dan berhasil mengislamkan jutaan orang.
Sejatinya, Ibunda Jadullah adalah Yahudi fanatik, seorang dosen di salah satu lembaga tinggi. Namun di tahun 2005, dua tahun setelah kematian Jadullah, ibunya memeluk agama Islam.
Ibunda Jadullah menuturkan, putranya menghabiskan usianya dengan berdakwah. Dia mengaku telah melakukan beragam cara untuk mengembalikan putranya pada agama Yahudi. Namun, selalu gagal.
”Mengapa seorang Ibrahim yang tidak berpendidikan dapat mengislamkan putraku,” ujar sang ibu terheran-heran. Sedangkan dia yang berpendidikan tinggi tak mampu menarik hati putranya sendiri kepada agama Yahudi.
***
Kisah Jad dan Ibrahim
Lima puluh tahun lalu di Prancis, Jad bertetangga dengan seorang pria Turki berusia 50 tahun. Pria tersebut bernama Ibrahim. Ia memiliki toko makanan yang letaknya di dekat apartemen tempat keluarga Jad tinggal. Saat itu usia Jad baru tujuh tahun.
Jad seringkali membeli kebutuhan rumah tangga di toko Ibrahim. Setiap kali akan meninggalkan toko, Jad selalu mengambil coklat di toko Ibrahim tanpa izin alias mencuri.
Pada suatu hari, Jad lupa tak mengambil coklat seperti biasa. Tiba-tiba, Ibrahim memanggilnya dan berkata bahwa Jad melupakan coklatnya. Tentu saja Jad sangat terkejut, karena ternyata selama ini Ibrahim mengetahui coklatnya dicuri. Jad tak pernah menyadari hal tersebut, dia pun kemudian meminta maaf dan takut Ibrahim akan melaporkan kenakalannya pada orang tua Jad.
“Tak apa. Yang penting kamu berjanji tidak akan mengambil apapun tanpa izin. Lalu, setiap kali kamu keluar dari sini, ambillah cokelat, itu semua milikmu!” ujar Ibrahim. Jad pun sangat gembira.
Waktu berlalu, tahun berubah. Ibrahim yang seorang Muslim menjadi seorang teman bahkan seperti ayah bagi Jad, si anak Yahudi. Sudah menjadi kebiasaan Jad, dia akan berkonsultasi pada Ibrahim setiap kali menghadapi masalah.
Dan setiap kali Jad selesai bercerita, Ibrahim selalu mengeluarkan sebuah buku dari laci lemari, memberikannya pada Jad dan menyuruhnya membuka buku tersebut secara acak. Saat Jad membukanya, Ibrahim kemudian membaca dua lembar dari buku tersebut kepada Jad dan memberikan saran dan solusi untuk masalah Jad. Hal tersebut terus terjadi.
Hingga berlalu 14 tahun, Jad telah menjadi seorang pemuda tampan berusia 24 tahun. Sementara Ibrahim telah berusia 67 tahun.
Hari kematian Ibrahim pun tiba. Namun sebelum meninggal, dia telah menyiapkan kotak berisi buku yang selalu dia baca acapkali Jad berkonsultasi. Ibrahim menitipkannya kepada anak-anaknya untuk diberikan kepada Jad sebagai sebuah hadiah.
Mendengar kematian Ibrahim, Jad sangat berduka dan hatinya begitu terguncang. Karena selama ini, Ibrahim satu-satunya teman sejati bagi Jad, yang selalu memberikan solusi atas semua masalah yang dihadapinya.
Selama 17 tahun, Ibrahim selalu mempelakukan Jad dengan baik. Dia tak pernah memanggil Jad dengan “Hei Yahudi” atau “Hei kafir” bahkan Ibrahim pun tak pernah mengajak Jad kepada agama Islam.
***
Hari berlalu, setiap kali tertimpa masalah, dia selalu teringat Ibrahim. Jad pun kemudian mencoba membuka halaman buku pemberian Ibrahim. Namun, buku tersebut berbahasa arab, Jad tak bisa membacanya. Ia pun pergi menemui salah satu temannya yang berkebangsaan Tunisia. Jad meminta temannya tersebut untuk membaca dua lembar dari buku tersebut. Persis seperti apa yang biasa Ibrahim lakukan untuk Jad.
Teman Jad pun kemudian membaca dan menjelaskan arti dua lembar dari buku yang dia baca kepada Jad. Ternyata, apa yang dibaca sangat pas pada masalah yang tengah dihadapi Jad. Temannya pun memberikan solusi untuk masalah Jad.
Rasa keingin tahuannya terhadap buku itu pun tak bisa lagi dibendung. Ia pun menanyakan pada kawannnya, “Buku apakah ini?” tanyanya. Temannya pun menjawab, “Ini adalah Alquran, kitab suci umat Isam,” ujarnya.
Jad tak percaya sekaligus merasa kagum. Jad pun kembali bertanya, “Bagaimana cara menjadi seorang Muslim?”
Temannya menjawab, “Dengan mengucapkan syahadat dan mengikuti syariat.” Kemudian, Jad pun memeluk agama Islam.
Setelah menjadi Muslim, Jad mengubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur’ani. Nama tersebut diambil sebagai ungkapan penghormatan kepada Al-Qur’an yang begitu istimewa dan mampu menjawab semua permasalahan hidupnya selama ini.
Sejak itu, Jad memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupya untuk menyebarkan ajaran yang ada pada Alquran.
Suatu hari, Jadullah membuka halaman Alquran pemberian Ibrahim dan menemukan sebuah lembaran. Lembaran tersebut bergambar peta dunia, ditandatangani Ibrahim dan bertuliskan ayat An-Nahl 125.
“Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik…” Jad pun kemudian yakin bahwa lembaran tersebut merupakan keinginan Ibrahim untuk dilaksanakan oleh Jad.
Jadullah pun meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika. Salah satu negara yang dikunjunginya yakni Kenya, di bagian selatan Sudan dimana mayoritas penduduk negara tersebut beragama Kristen.
Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari enam juta orang dari suku Zolo. Jumlah ini hanya dari satu suku tersebut, belum lagi suku lain yang berhasil dia Islamkan. Subhanallah.
Seorang pendeta yahudi bernama Joseph Chohien telah mengemparkan masyarakat yahudi Israel bila beliau mengisytiharkan diri memeluk Islam…Kini nama barunya ialah Yusof Muhammad Khattab..
Lebih menggemparkan ialah beliau turut membawa beberapa ahli keluarganya yg lain termasuk isteri dan anak2nya berhijrah meninggalkan agama yahudi dgn memeluk Islam…
Sejarah keislaman beliau bermula dari saat beliau berkenalan dgn seorg daie dari Kuwait melalui internet….yg banyak memberikannya kesedaran dan pendedahan akan hakikat Islam..hampir 2 tahun lamanya mereka berhubung hinggalah akhirnya beliau diperkenalkan pula dgn seorg Daie lagi di al-Quds, Palestin…
Dari situlah….akhirnya Allah swt menguatkan serta membuka pintu hati beliau utk menuturkan kalimah Syahadah..hingga akhirnya isteri dan anak2nya juga turut sama mendapat hidayah Allah swt dgn memeluk Islam….
Di peringkat awal keislamannya beliau telah menempuh berbagai kesusahan dan tekanan2 termasuk dari 2 org tuanya yg masih beragama yahudi..
Antara yg turut memberikan tekanan dan gangguan hebat ialah pihakKementerian Dalam Negeri Israel sendiri dan persatuan ’Syaas’ yg pernah dianggotainya sblm ini …di mana beliau telah dituduh konon ditimpa penyakit gila, gangguan fikiran dsb…di samping itu pula banyak hak2 beliau sebagai rakyat Israel dinafikan oleh rejim Israel yg sangat menguji keimanannya yg baru tersebut…
Setelah puas menempuh pelbagai rintangan dan tekanan akhirnya beliau berjaya juga melepasi kesemua halangan tersebut dan berjaya pula mendapatkan pengiktirafan serta hak2nya sebagai warga negara yg telah dinafikan sebelumnya ..
Kini Yusof mula bergiat cergas dlm amal2 dakwah dan kebajikan di sekitar kota al-Quds bersama2 rakan arab yg lain..
Ibrahim Killington, semula ingin menyertai tentera untuk melawan Islam, tapi kemudian hatinya terpaut oleh Al Quran dan Islam!
Berikut ini adalah kisah seorang mualaf asal Inggeris. Berpunca dari keinginan untuk mengkaji paganisme dan “bahkan” berniat bergabung dalam tentera untuk melawan Islam, namun akhirnya boleh mencari cahaya dan hidayah Islam, inilah kisahnya:
My name is Ibrahim Killington.
Sebelum saya memeluk Islam, hidup saya benar-benar bergelumang dengan minuman keras, dadah (ganja dan ekstasy) dan melepak semata.
Seluruh tujuan hidup saya hanya untuk melepak, ketawa, dan tidak ada yang dilakukan lagi selain bersenang-senang, mungkin sampai mati, dan berkumpul dengan orang-orang yang mempunyai kebiasaan yang sama, dan tentunya itu tidak membuat diri menjadi semakin lebih baik.
Pengalaman pertama saya mengenal Islam adalah pada saat terjadi serangan 9/11. (Lihat juga video kami pada bahagian video,-Salah satu video terbaik-memberikan bukti, “Konspirasi Tragedi WTC dan bukti dilakukan “orang dalam “sendiri).
Video dokumentari konspirasi tragedi 9/11
Saya ingat saya masih sangat muda pada waktu itu, saya tidak sepenuhnya menyedari apa yang sedang berlaku. Bahkan, saya berlari ke teman-teman saya setelah melihat laporan berita itu, dan saya mengatakan kepada mereka bahawa “Pelancong” (salah pengucapan = orang yang melancong / Berliburan ke suatu tempat) telah menyatakan perang terhadap Amerika .. kerana saya belum pernah mendengar tentang pengganas sebelumnya.
Dan ketika perang itu berlangsung, saya melihat semakin banyak maklumat tentang perang di Afghanistan, saya mula memahami bahawa orang-orang “yang diperangi ini” adalah Muslim. Kaum Muslim melakukan kekejaman dahsyat di seluruh dunia, begitu katanya yang terus di “bombardment” (= bertubi-tubi) di gencarkan oleh media-media. Saya mula sangat membenci Islam. bahkan saya cuba untuk bergabung dengan tentera sebayak tiga kali dengan maksud agar boleh pergi ke sana (Afghanistan), dan membunuh banyak muslim yang saya boleh, sebagai bahagian demi membela negara serta melindungi dan memberi rasa aman bagi keluarga saya. Saya fikir pada masa itu mereka adalah jenayah besar dunia.
Mencari Islam
Saya selanjutnya mula mendengar lebih banyak tentang Islam, kali terakhir saya melamar tentera, saya datang ke stesen radio, pada waktu itu saya mendengar radio yang mendedahkan tentang teori konspirasi, dan seumpamanya. Stesen radio itu membicarakan tentang suatu perang melawan keganasan dan tentang kehidupan Nabi Muhammad (sallallahu alaihi wa sallam).
Profile facebook Ibrahim Zain Aly Killington
Ini sangat tidak masuk akal bagi saya, bagaimana orang-orang itu “percaya” dan “mengikuti” Nabi ini, setelah semua macam saya dengar perihal “evil things” (hal-hal jahat) yang “mereka katakan” tentang dia. Jadi, saya mula mempersoalkan apa yang diyakini Muslim pada waktu itu, dan ‘ketika itu pun’ saya sedang tertarik untuk mengetahui hal-hal keagamaan ..
Pada saat saya sedang mencari Norse Mythology, (kepercayaan terhadap mitos, legenda dan kekuatan supranatural), and Paganism (penyembahan terhadap berhala), Salah seorang teman saya mengatakan kepada saya sebelum saya memutuskan mengkaji paganisme ada baiknya saya melihat-lihat ajaran spiritual yang lain.
Oleh sebab itu, menjadi terfikir buat saya untuk mencari maklumat tentang Muslim di Internet. Saya fikir salah satu muslim pertama yang saya lihat di Internet adalah Baba Ali (muallaf, pembuat filem-filem keislaman yang ditanyangkan dalam “Islam channel” Inggeris).
Dia mematahkan stereotaip tentang Islam bagi saya. Saya terkejut bahawa orang ini lucu (tidak berdarah dingin) dan pembawaannya tenang. Dia tidak seperti apa yang “mereka” tuduhkan perihal muslim dari apa yang pernah saya dengar.
Bagi memenuhi keinginan saya akan Islam, saya membuat keputusan untuk meminjam Al-Quran dari tempat saya kuliah (kampus). Ketika saya memegangnya, saya fikir ini adalah “Buku Pegangan pengganas,” dalam gemgaman saya, dan saya khuatir bahawa agen MI5 (Agen rahsia Inggeris) akan datang untuk menahan saya. Saya memutuskan untuk cepat-cepat keluar dari perpustakaan dan membawa pulang Al-Quran yang saya pinjam.
Tapi begitu mulai saya membaca Al-Quran (terjemahan), “.. it hit me immediately”, itu menghentam saya, .. dan saya tidak dapat menghentikan untuk tidak membacanya; itu benar-benar menjunam jauh ke dalam hati saya.; Saat saya membaca surat-surat yang ada di Al Quran, Saya tak sengaja membaca tentang orang-orang di neraka yang keadaannya meminum air mendidih sehingga membakar tekak mereka. Membaca ini, hati saya bergetar, seakan-akan saya boleh merasakan tekak saya terbakar, dan saya boleh merasakan bagaimana sebenarnya hal ini, sehingga saya memutuskan saya perlu berubah.
Dalam usaha untuk berubah, hal pertama yang saya lakukan adalah saya pergi ke masjid, saya menghabiskan sepanjang hari di sana dengan membaca. Bahkan ibu saya menelefon di malam hari dan bertanya di mana saya berada sepanjang hari. Saya katakan “Saya sedang berada di masjid! …”
Dengan terkejut Ibu saya mengatakan, “Tidak, kamu tidak boleh di Masjid, kamu seorang Kristian. Kristian tidak pergi ke masjid.”
Ibu saya sangat terkejut dan sangat yakin bahawa saya akan menyusuri jalan yang buruk.
Itu reaksi ibu saya yang wajar, (mengingat gencarnya media dalam melakukan stereotaip negatif tentang islam “war on terror”). namun setelah beberapa waktu, dia mula dapat menerimanya. Dia banyak menangis. Saya tidak terlalu yakin mengapa dia menangis, saya fikir dia merasa saya menolak semua yang diajarinya ke saya selama ini.
Ramai orang mengatakan bahawa ketika mereka mencari Islam, seolah-olah mereka sudah pulang ke rumah asalnya. Dan itulah perasaan yang saya dapatkan. Saya di masa lalu bukanlah saya yang sesungguhnya, saat itu bukanlah diri saya yang sebenarnya. Dan inilah sekarang diri saya sebenarnya.! Saya menjadi diri yang lebih baik setelah saya masuk Islam.
Dan saran saya bagi orang lain (non muslim) yang berfikir / meragukan Islam, Janganlah mencari hanya di internet untuk mengetahuinya, tapi datangilah ke masjid dan berbicara dengan orang yang mempunyai pengetahuan tentang hal itu. kerana terdapat banyak propaganda dan fitnah-fitnah dari laman-laman web anti Islam yang tidak benar. dan jika anda tidak tahu apa-apa tentang Islam. Anda akan kesulitan untuk menilai mana yang benar dan mana yang dusta. Jadi jauh lebih baik untuk bercakap dengan seseorang yang paham dan berilmu.
Dan jangan takut dengan apa yang akan difikirkan keluarga anda; banyak orang bahkan saya sendiri pada mulanya bimbang tentang apa yang akan orang tua saya fikirkan, namun setelah masuk Islam. justeru saya berharap yang terbaik bagi kedua-dua orang tua. bahawa mereka akan mengikuti jejak saya untuk segera memeluk Islam. Sumber globalmuslim.web.id